Kamis, 16 April 2009

Kerajaan Bulungan

Tulisan ini dibuat, untuk menggugah kembali jiwa persaudaraan, kebersamaan dan mengembalikan kultur yang hampir hilang. Karena akan lenyap sebuah peradaban, jika ada perasaan malu, kurang percaya diri, tidak adanya regenerasi, seperti kata pepatah ‘ bak kacang lupa kulitnya ‘.

 Kalimantan Timur yang dikenal kaya akan, hasil alam dan peradaban ternyata hampir tenggelam dikarenakan hilangnya sebuah peradaban yang dulunya tinggi dikenal dan superior diantara kerajaan – kerajan yang pernah merajai Kalimantan Timur.

 Kerajaan Kutai Kertanegara, Kerajaan Bulungan, Kerajaan Pasir Balengkong, Kerajaan Sambaliung Berau, dan Kerajaan Gunung Tabur Berau. Dari sekian banyak Kerajaan ini justeru ada sebuah kerajaan yang hampir punah, bukan karena dibumi hanguskan oleh SUHARYO KECIK yang merupakan Jenderal berkepala dua.

 Kerajaan Bulungan yang pernah jaya mengatasi Penjajah pada jaman Kesultanan Kasimuddin, sepertinya merupakan salah satu Kerajan hampir hilang baik Peradaban, Etnis dan Kultur serta Kebudayaannya, jangan karena hanya pergolakan siapa pemegang tahta terakhir menjadi keributan, yang akhirnya menenggelamkan Etnis, bahkan terancam punah jika tidak dibangun kembali atau menyatukan orang Pintar serta mengangkat martabat Daerahnya.

 Sangat disayangkan Kerajaan Bulungan bersama Suku, dan bahasanya hampir jarang terdengar, bahkan diperkirakan hanya mampu bertahan dua keturunan, setelah itu lenyap atau diibaratkan sebuah dongeng dimana selalu diceritakan akan tetap diingat, begitu perubahan jaman dongengpun tak didengarkan bahkan dicatat maka kisah itu akan menjadi usang bahkan tidak dikenal orang atau generasi selanjutnya.

 Fenomena inilah, menjadi tanda tanya besar kemana dan apa benar pernah ada Etnis Bulungan ? Jawabannya ada pada Generasi sekarang ditunjang dengan keberadaan Sejarah, bagaimana sebuah Kerajaan hilang dibumi hanguskan oleh seorang SUHARYO KECIK, tetapi semangat Merudung Pebatun Benuanta jadi pegangan, sehingga Suku dan Peradabannya tetap subur makmur tidak tenggelam dibawah geliat kesultanan Tidung yang merupakan bagian dari Kerajaan BULUNGAN.

 Disini sangat diharapkan keterlibatan Pejabat yang menduduki teras Daerah se Kabupaten Bulungan yang pernah menjadi Kabupaten Induk dari, Bulungan, Tarakan, Malinau, Nunukan, dan Tanah Tidung. Meski Etnis itu diturunkan dari Bapak, atau Ibu yang penting mengakui Jatidiri keturunan Bulungan, serta kemauan menyatukan kembali Etnis Bulungan. Seperti ‘ H. BUDIMAN ARIFIN, H. Dt. MUHAMMAD NASIR, H. MOCHSIN ACHKAM, Hj. ASMAH GANI ‘ merupakan orang yang punya Potensial besar mampu mengangkat kembali semangat ‘ Merudung Pebatun Benuanta ‘ yang juga didukung HKBB.

 Saya rasa kalimat NOPELEON BONEVARTE, akan menjadi kenyataan ‘ Tak ada yang mudah, dan tidak ada yang tidak mungkin ‘ jika kita ingin mengingat kembali Sejarah seperti yang pernah diucapkan Presiden SUKARNO, ‘ Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah ‘ ( JAS MERAH ). Atau Hadis Nabi ‘ Allah tidak akan mengubah nasib suatu Kaum, jika tidak ada kemauan dari Kaum itu sendiri ‘.

 Tulisan ini masih terlalu banyak kekurangan mohon kritik, masukan, karena tulisan ini berdasarkan ingatan bukan Literatur ataupun dari nara sumber. Yang sangat penting adalah kebersamaan untuk menggali nilai Sejarah.

Oleh : A. Faisal